Mengamankan Beban Berlebih
Fungsi berikutnya dari MCB yaitu untuk memutus beban arus listrik berlebih. Biasanya, pelanggan telah mengontrak listrik dengan besar daya tertentu dengan PLN. Contohnya, pelanggan mengontrak daya sebesar 450 VA (Volt Ampere). Maka, saat daya yang digunakan sudah lebih dari 450 VA, MCB akan trip atau putus secara otomatis. Kabel pun akan disesuaikan dengan besar daya yang dikontrak oleh pelanggan.
Mengenal Pengertian dari Istilah MCB
MCB instalasi listrik merupakan singkatan dari Miniatur Circuit Breaker. Merupakan komponen dengan perannya sebagai sistem proteksi apabila terjadi hubungan gelombang pendek (korsleting) atau ada beban lebih.
Menentukan MCB untuk tempat tinggal perlu disesuaikan dengan kebutuhan daya listrik yang dipasang. Oleh karenanya, PLN menetapkan besar kecilnya langganan listrik sesuai gelombang MCB yang diproduksi khusus dalam negeri.
Jenis-jenis MCB Listrik
Komponen MCB terbagi menjadi beberapa jenis sesuai karakteristik tripnya. Adapun jenis-jenis MCB listrik yang dirangkum dari laman Wilsoncables adalah sebagai berikut:
MCB Tipe B merupakan jenis MCB standar yang biasa dipasang pada bangunan domestik. Tipe MCB ini akan mengalami putus jaringan transmisi listrik atau trip ketika arus beban listrik lebih besar 3-5 kali lipat dari arus maksimum atau arus nominal.
MCB Tipe C cenderung lebih banyak dijumpai pada perangkat listrik dengan arus yang lebih tinggi, seperti misalnya lampu, motor, dan lain sebagainya. Listrik jeglek atau trip pada jenis MBC ini dapat terjadi saat aliran listrik 5-10 kali lebih besar dari arus nominal MCB.
Jenis MCB listrik berikutnya adalah MCB Tipe D. Tipe MCB ini bisa ditemukan pada peralatan listrik yang menghasilkan lonjakan arus besar seperti pada perangkat kapasitor, transformator, peralatan las, atau mesin X-Ray. MCB Tipe D berpotensi mengalami trip ketika aliran listrik lebih besar 10-20 kali lipat dari beban yang seharusnya.
MCB tipe K merupakan opsi komponen MCB yang bagus untuk berbagai jenis mesin. MCB tipe ini akan mengalami perubahan trip saat lonjakan arus mencapai 8-12 kali lebih besar dari batas maksimum beban yang direkomendasikan.
Berbeda dengan tipe MCB sebelumnya,MCB tipe Z bersifat khusus dan hanya diperuntukkan bagi perangkat-perangkat tertentu yang rentan terhadap korsleting, seperti semikonduktor. MCB tipe ini juga lebih sensitif, ia akan trip atau jeglek saat lonjakan arus mencapai 2-3 kali lipat lebih besar dari beban arus yang seharusnya.
Setelah tadi membahas pengertian dan jenis-jenis MCB, berikut beberapa fungsi penting dari MCB dalam sistem listrik yang perlu diketahui:
Sakelar Utama dalam Rumah
Selain sebagai pengaman yang mencegah dari hubungan arus pendek, MCB juga memiliki fungsi penting sebagai saklar utama yang ada dalam setiap rumah. Dengan MCB, kita dapat memutus semua aliran listrik dalam rumah ketika ingin memasang lampu atau kotak-kontak (steker). Kemudian, MCB juga penting untuk memutus aliran listrik sementara saat meninggalkan rumah.
Apa Fungsi MCB pada Instalasi Listrik?
Selain berfungsi sebagai proteksi atau perlindungan, Miniatur Circuit Breaker memiliki fungsi lain sebagai alat disconnect sebuah jaringan listrik. Desainnya untuk mengisolasi dari gangguan arus overload dan short circuit.
MCB mempunyai elemen yang akan memuai jika terkena panas karena arus mengalir, disebut dengan bimetalic. Bimetalic didesain sesuai arus nominalnya MCB. Dalam waktu singkat bisa bekerja agar rangkaian beban terproteksi.
Dilengkapi oleh magnet triping, menjadikan MCB dapat bekerja cepat walaupun terdapat beban berlebih atau korsleting yang besar. Dapat dioperasikan dengan cara menekan tombol secara manual.
Secara garis besarnya, MCB instalasi listrik memiliki 3 fungsi. Di antaranya adalah untuk membatasi penggunaan listrik Anda jika dirasa berlebihan, mematikan listrik bila ada korsleting, serta mengamankan listrik.
Sementara pada gelombang normal, MCB memiliki peran penting sebagai saklar. Fungsinya dapat menghidupkan dan mematikan arus dengan cara manual.
Baca juga : Cara Memasang MCB yang Tepat agar Lebih Hemat Listrik
Jenis – Jenis Miniatur Circuit Breaker
Nah, miniatur circuit breaker tersebut dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan pada karakteristik pemutusan circuit listriknya. Ketiga jenis tersebut antara lain MCB Tipe B, Tipe C, serta Tipe D.
MCB instalasi listrik pertama adalah Tipe B, biasanya dipasang untuk proses instalasi perumahan atau sekadar industri ringan. Jenis ini bisa mengalami trip saat arus lebih dari 3 – 5 kali dari batas maksimum.
Selanjutnya adalah Tipe C, bermanfaat untuk lampu penerangan, kendaraan kecil, maupun industri yang butuh arus lebih tinggi.
Jenis ini dapat selalu Anda temukan di pasaran, karena memang fungsi penggunaannya sangat umum. Jika arus melebihi 5 – 10 kali dari batas normal, maka Tipe C akan mengalami trip.
MCB instalasi listrik berikutnya yaitu Tipe D, digunakan untuk mesin las, mesin produksi, X – Ray, motor besar, lampu penerangan, juga peralatan elektronik lainnya yang mampu menghasilkan lonjakan arus tinggi.
Jenis ini akan segera mengalami trip jika terjadi arus 10 – 25 dari batas normal, oleh karena itu jarang ditemui di pasaran. Karena harus ditangani oleh teknisi listrik profesional.
Arus nominal MCB instalasi listrik pada umumnya terdiri dari 6A, 10A, 13A, 16A, 20A, 25A, 32A, 40A, 50A, 63A, 80A, 100A, sampai 125A. Terdapat tipe MCB lain dengan fungsi lebih khusus.
Harga dari tiap tipenya tidak jauh berbeda, juga cukup terjangkau. Terdapat beberapa variasi harga tergantung tipe yang Anda beli. Standarnya dijual mulai dari Rp. 20.000 sampai Rp. 35.000.
Dapat ditemukan baik di toko online atau offline. Karena penggunaan MCB instalasi listrik sangat vital, sehingga mudah ditemukan di pasaran dengan harga jual ekonomis.
PT Mega Citra Bestari merupakan authorized distributor Schneider dan Hager di Indonesia yang tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Anda tidak perlu ragu lagi untuk memesan MCB Schneider dan MCB Hager dengan kualitas terbaik di PT Mega Citra Bestari. Segera lakukan pemesanan dengan cara menghubungi kontak yang telah kami sediakan.
Pengaman dari Arus Pendek
Seringkali kebakaran pada bangunan rumah atau pasar bersumber dari masalah hubungan arus pendek atau korsleting. Korsleting dapat terjadi karena sejumlah faktor, misalnya saja akibat mengambil sumber listrik langsung dari tiang listrik, sehingga arus listrik langsung dilewatkan ke saklar dan diteruskan ke lampu atau perangkat elektronik lain.
Selain itu, bunga api juga dipicu karena tidak adanya pengaman yang mencegah instalasi listrik dari korsleting akibat beban arus yang melebihi batas kemampuan kabel. Karena itulah, MCB hadir sebagai pengaman sistem listrik dari risiko korslet.
Pengertian MCB Listrik
Miniature Circuit Breaker atau kerap disingkat MCB merupakan sebuah alat dalam instalasi listrik yang berfungsi sebagai pembatas sekaligus pengaman dari arus listrik pendek. Mengutip dari buku Instalasi Listrik Industri oleh Djoko Laras Budiyo Taruno dkk, MCB dilengkapi dengan komponen relay elektromagnetik dan Thermis atau bimetal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika terdapat aliran berlebih, komponen bimetal akan melengkung dan memutuskan kontak MCB (trip). Selain komponen relay elektromagnetik dan bimetal, terdapat juga solenoid yang berperan untuk memutuskan MCB saat terjadi aliran listrik singkat.
Secara umum, MCB terdiri atas 9 arus nominal, diantaranya adalah 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, dan 32A. Berdasarkan penjelasan pada buku Transmisi dan Distribusi oleh Hendro Widiarto, arus nominal tersebut ditentukan dari besarnya aliran yang dapat dihantarkan. Karena banyak yang menggunakan daya listrik 450 VA (Volt Ampere), sebagian besar pelanggan PLN di Indonesia masih menggunakan MCB dengan arus nominal 2A (ampere).
Mendistribusikan Energi Listrik
Manfaat terakhir dari adanya MCB adalah untuk membagikan atau menyuplai energi listrik ke ruangan-ruangan dalam rumah secara merata. Pembagian energi listrik ini dilakukan dengan tujuan agar jaringan instalasi listrik dapat bertahan lama dan meminimalisir menumpuknya beban pada kabel instalasi listrik.
Selain itu, MCB juga membantu mencegah pemadaman listrik secara keseluruhan dalam rumah, sehingga line MCB lain masih bisa berfungsi normal ketika terjadi korsleting. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Pemikiran-pemikiran yang Tersisa karya Guru-guru SMA/SMK/PK-PLK Jawa Timur.
Dari pembahasan di atas, dapat dipahami bahwa penggunaan MCB sangat penting dalam menjaga efisiensi dan keamanan sistem listrik. Maka dari itu, pastikan untuk memilih jenis MCB yang tepat dan berkualitas tinggi bagi instalasi listrik di rumah atau kantor detikers ya.
Penggunaan MCB instalasi listrik sebenarnya tanpa kita sadari sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari – hari. Membahas tentang listrik, tidak jarang ditemui kejadian korsleting memicu kebakaran.
Hal tersebut dikarenakan ada hubungan arus pendek, biasanya disebabkan karena kutub – kutub listrik tidak diperhatikan saat menyambung kabel. Atau konduktor listrik tidak ditutupi isolator khusus, sehingga menimbulkan sentuhan.
Nah, terdapat beberapa dalam komponen listrik yang berperan penting untuk melindungi instalasi jika terjadi korsleting, yaitu MCB. Berikut kami jelaskan istilah, fungsi, serta jenis – jenisnya.
Diterbitkan untuk:Schneider Electric Indonesia
Nilai ampere MCB harus sesuai dengan besaran daya listrik yang mengalir di rumah Anda. Jangan membeli MCB tambahan dengan nilai ampere melebihi MCB utama yang ada pada kWh meter PLN. Jika diabaikan, fungsi pemutus arus listrik otomatis ketika terjadi kelebihan beban atau korsleting menjadi tidak bekerja. Hal ini bisa menimbulkan bahaya.
Di bagian muka MCB terdapat kode huruf dan angka yang menunjukkan ukuran ampere. Sebagai contoh, kode C2 menandakan MCB tersebut bernilai 2 A (dua ampere). Begitu pula dengan kode C4, C6, C10, C16, dan seterusnya. Angka belakang setelah huruf C merupakan besaran tegangan dalam satuan ampere.
Ukuran ampere MCB pada umumnya mulai dari 2 A, 4 A, 6 A, hingga 125 A. Untuk mengetahui arus maksimal yang bisa ditangani MCB, Anda bisa mengalikan arus ampere MCB dengan tegangan PLN 220 V. Misalnya, MCB 6 A x 220 V berarti menghasilkan daya maksimal 1.320 VA. Berikut ini adalah beberapa tipe MCB yang direkomendasikan berdasarkan daya listriknya.
Rumah dengan daya listrik 450 VA menggunakan MCB C2 atau maksimal 2 ampere. Anda bisa memilih MCB kode C2 untuk instalasi tambahan agar sistem proteksi dapat bekerja optimal. Misalnya saja, Anda bisa menggunakannya untuk membagi instalasi listrik bagian dapur, seperti pompa air listrik, rice cooker, atau kulkas.
Rumah dengan daya 900 VA menggunakan MCB ukuran 4 ampere. Anda bisa memilih MCB listrik 900 watt dengan ukuran 1–4 ampere untuk instalasi listrik tambahan. Jadi, Anda bisa menggunakannya untuk membagi antara televisi, kulkas, komputer, setrika, dengan pompa air atau lainnya.
Apabila rumah Anda berdaya listrik 1.300 VA, ukuran MCB listrik maksimal adalah 6 ampere. Anda bisa memilih ukuran MCB listrik 1.300 watt dari 1–6 ampere. Penambahan MCB cocok dilakukan di rumah berdaya 1.300 VA untuk membagi beban daya peralatan elektronik yang ada di rumah.
Penetapan ukuran MCB listrik juga berlaku untuk daya listrik yang lebih tinggi. Misalnya adalah MCB C10 untuk 2.200 VA, C16 untuk 3.500 VA, C20 untuk 4.400 VA, dan seterusnya.
Sistem kelistrikan yang ada di setiap bangunan rumah hingga perkantoran tak terlepas dari risiko korsleting. Untuk itu, terdapat satu komponen penting yang berperan sebagai pengaman instalasi listrik, namanya MCB atau Mini Circuit Breaker.
Adanya MCB dalam sistem listrik antara lain adalah untuk memutus arus listrik berlebih secara otomatis yang berpotensi menyebabkan korsleting. MCB sendiri memiliki beragam jenis dan fungsi. Apa saja jenis dan fungsinya? Simak di artikel berikut.